Apa yang diperlukan dunia pendidikan kita sekarang ?
Menyambut Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2019, sebuah tantangan besar kembali ada di depan kita bersama. Apalagi ini terkait dengan Industri 4.0 yang selama ini digaungkan dimana-mana. Pemerintah kita menyadari, pentingnya untuk merubah, atau menyesuaikan pola pendidikan yang ada sekarang.
Pertama, kita harus merubah pola pikir anak-anak kita, yang tadinya hanya berpikiran untuk bekerja, tapi menjadi wiraswasta, menjadi entrepreneur. Dengan perubahan pola target, yang semula hanya ingin bekerja, tapi menjadi pengusaha, diharapkan Indonesia akan memiliki anak muda yang berpikiran positif dan optimis. Ini peran yang tidak hanya dimainkan oleh para pendidik, tapi juga para orangtua.
Kedua, kemampuan entrepreneurship tidak bisa hanya mengandalkan dibentuk oleh kampus. Tapi jauh awal sebelumnya. Mulai dari SD, SMP, mereka harus dibiasakan untuk aktif, kreatif, dan melakukan inovasi. Ini penting, karena dasar inilah yang menjadikan mereka akan menjadi entrepreneur tangguh.
Ketiga. Perubahan pola belajar kita sudah harus bisa lakukan. Anak-anak akan belajar secara otodidak, diberikan target, serta proyek. Mereka sudah harus terbiasa menggunakan pola e-learning. Membiasakan mereka dengan pola pembelajaran digital akan menjadi tantangan besar. Tidak semua guru, para pendidik, dan sekolah siap menerapkan ini. Oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan kemampuan guru dan sekolah menyambut pembelajaran digital.
Keempat Fokus ke STEAM (Science, Technology, Engineering, the Arts and Mathematics). Dengan STEAM, anak-anak kita akan diminta untuk aktif bertanya, berdialog dan memiliki pola pikir kritis.
Dengan STEAM, ini akan memacu generasi muda untuk mampu bersaing dalam bidang terkait teknologi informasi. Dengan STEAM, anak-anak kita akan diminta aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Kita masih menantikan pemerintah kita berfokus menyiapkan STEAM ini.
Kelima. Libatkan industri. Meskipun sudah ada DUDI yang terlibat, tapi kurikulum akan selalu tertinggal dibandingkan kebutuhan dunia usaha dan industri. Oleh karena itu proses akselerasi oleh DUDI sangat penting terus dilakukan, terutama dalam bentuk keterlibatan pelatihan, workshop, hingga pemagangan untuk siswa atau mahasiswa. Diharapkan dengan keterlibatan aktif ini, maka semakin menajamkan skill generasi muda kita.
Dan terakhir, tetaplah semangat dan berusaha. Karena kita yakin, untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita, banyak hal terkait. Mulai dari keluarga, kehidupan iman dan beragama, pemahaman dan kecintaan terhadap bangsa dan negara, budaya, semua itu saling terikat membentuk dunia pendidikan kita. Selamat Hari Pendidikan Nasional Indonesiaku.
Penulis: Fanky Christian, founder Daya Cipta Mandiri Solusi, SmartCityIndo, aktif di APTIKNAS.
Pertama, kita harus merubah pola pikir anak-anak kita, yang tadinya hanya berpikiran untuk bekerja, tapi menjadi wiraswasta, menjadi entrepreneur. Dengan perubahan pola target, yang semula hanya ingin bekerja, tapi menjadi pengusaha, diharapkan Indonesia akan memiliki anak muda yang berpikiran positif dan optimis. Ini peran yang tidak hanya dimainkan oleh para pendidik, tapi juga para orangtua.
Kedua, kemampuan entrepreneurship tidak bisa hanya mengandalkan dibentuk oleh kampus. Tapi jauh awal sebelumnya. Mulai dari SD, SMP, mereka harus dibiasakan untuk aktif, kreatif, dan melakukan inovasi. Ini penting, karena dasar inilah yang menjadikan mereka akan menjadi entrepreneur tangguh.
Ketiga. Perubahan pola belajar kita sudah harus bisa lakukan. Anak-anak akan belajar secara otodidak, diberikan target, serta proyek. Mereka sudah harus terbiasa menggunakan pola e-learning. Membiasakan mereka dengan pola pembelajaran digital akan menjadi tantangan besar. Tidak semua guru, para pendidik, dan sekolah siap menerapkan ini. Oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan kemampuan guru dan sekolah menyambut pembelajaran digital.
Keempat Fokus ke STEAM (Science, Technology, Engineering, the Arts and Mathematics). Dengan STEAM, anak-anak kita akan diminta untuk aktif bertanya, berdialog dan memiliki pola pikir kritis.
Dengan STEAM, ini akan memacu generasi muda untuk mampu bersaing dalam bidang terkait teknologi informasi. Dengan STEAM, anak-anak kita akan diminta aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Kita masih menantikan pemerintah kita berfokus menyiapkan STEAM ini.
Kelima. Libatkan industri. Meskipun sudah ada DUDI yang terlibat, tapi kurikulum akan selalu tertinggal dibandingkan kebutuhan dunia usaha dan industri. Oleh karena itu proses akselerasi oleh DUDI sangat penting terus dilakukan, terutama dalam bentuk keterlibatan pelatihan, workshop, hingga pemagangan untuk siswa atau mahasiswa. Diharapkan dengan keterlibatan aktif ini, maka semakin menajamkan skill generasi muda kita.
Dan terakhir, tetaplah semangat dan berusaha. Karena kita yakin, untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita, banyak hal terkait. Mulai dari keluarga, kehidupan iman dan beragama, pemahaman dan kecintaan terhadap bangsa dan negara, budaya, semua itu saling terikat membentuk dunia pendidikan kita. Selamat Hari Pendidikan Nasional Indonesiaku.
Penulis: Fanky Christian, founder Daya Cipta Mandiri Solusi, SmartCityIndo, aktif di APTIKNAS.
No comments